Jake LaRavia Senang Dipuji Oleh Austin Reaves
Jake LaRavia Senang Dipuji Oleh Austin Reaves. Jake LaRavia, forward muda Los Angeles Lakers yang direkrut dari Memphis Grizzlies musim panas lalu, kini jadi sorotan positif di tengah start solid timnya. Pada 30 Oktober 2025, pasca kemenangan dramatis 115-113 atas Minnesota Timberwolves di Crypto.com Arena, LaRavia tak henti tersenyum saat bicara soal pujian dari rekan setim Austin Reaves. Reaves, yang lempar buzzer-beater tiga poin penentu kemenangan, sebut penampilan LaRavia sebagai “monstrous”—game basket terbaiknya sejak masuk liga. LaRavia, 23 tahun, cetak 27 poin dengan shooting 11 dari 16, termasuk 4 dari 6 tiga poin, plus 6 rebound dan 2 steal. Ini debut impresif baginya di Lakers, di mana ia mulai dapat menit lebih banyak setelah trade senilai 15 juta dolar. Pujian Reaves ini bukan cuma angin lalu; bagi LaRavia, itu validasi dari senior yang ia kagumi, di musim di mana Lakers duduk di posisi tiga Barat dengan rekor 4-2. REVIEW KOMIK
Performa Monstrous LaRavia yang Melejit: Jake LaRavia Senang Dipuji Oleh Austin Reaves
LaRavia tampil seperti veteran di laga kontra Timberwolves, meski ini baru laga kelima musim ini. Mulai dari bangku cadangan, ia masuk di kuarter kedua dan langsung ubah dinamika: tiga poin pertama langsung buka ledakan, bikin skor imbang 45-45. Sepanjang malam, ia manfaatin mismatch lawan dengan cut ke paint dan pull-up jumper akurat. Total 27 poin itu career-high baginya, naik dari rata-rata 8 poin musim lalu di Grizzlies di mana cedera bahu batasi ia cuma 23 laga. Pelatih JJ Redick bilang pasca-laga, “Jake beri energi yang kami butuh, terutama tanpa LeBron yang istirahat.”
Ini bukan kebetulan. LaRavia, lahir di Ohio dan dibesarkan di Indiana, punya akar basket kuat dari ayahnya yang pelatih SMA. Di Wake Forest, ia rata-rata 18 poin dan 6,7 rebound, bikin ia draft ronde kedua 2022. Trade ke Lakers Juli lalu beri ia panggung baru: di pramusim, ia cetak 15 poin lawan Warriors, tunjukkan potensi sebagai shooter fleksibel. Lawan Wolves, ia tambah dimensi bertahan—steal dari Anthony Edwards di menit krusial bantu Lakers comeback dari minus-10. Statistiknya malam itu: plus-minus +22, tertinggi tim. LaRavia bilang di postgame, “Saya cuma main bebas, nikmati momen. Ini tim bagus, dan saya senang kontribusi.”
Pujian Reaves yang Jadi Bahan Bakar: Jake LaRavia Senang Dipuji Oleh Austin Reaves
Austin Reaves, yang cetak 28 poin dan 16 assist—career-high—langsung angkat topi buat LaRavia. “Jake was monstrous. Saya pikir itu game basket terbaik yang saya lihat sejak ia di liga,” katanya di ruang ganti, sambil tepuk bahu rekan muda itu. Reaves, yang juga underdog undrafted 2021, paham perjuangan LaRavia: dari bench warmer ke role player krusial. Pujian ini datang tepat saat Reaves lagi panas—ia tie game dengan tiga poin di detik 2, lalu buzzer-beater selamatkan kemenangan. LaRavia, yang duduk di bangku saat momen itu, langsung peluk Reaves: “Itu shot gila, bro. Kamu bikin kami menang.”
Reaves tak pelit puji sejak offseason. Ia sering sebut LaRavia di latihan, bilang “big dog” saat ia struggle di laga awal lawan Nuggets di mana ia cuma 4 poin. Ini chemistry alami: keduanya shooter tajam, dengan Reaves 40 persen dari tiga poin musim ini, LaRavia naik ke 45 persen. Rui Hachimura, yang juga puji LaRavia pasca-laga, bilang, “Austin selalu dorong yang muda; itu bikin tim lebih kuat.” Pujian ini tak cuma verbal; Reaves ajak LaRavia latihan ekstra, fokus footwork dan off-ball movement. Bagi LaRavia, ini berarti besar—ia bilang, “Dengar dari Austin seperti dapat endorsement dari MVP. Ia tahu perjuangan rookie.”
Dampak Pujian pada Karir dan Tim Lakers
Pujian Reaves langsung angkat moral LaRavia, yang sempat ragu setelah trade dari Grizzlies di mana ia merasa terpinggir. “Saya senang dipuji Austin; itu bikin saya lapar main lebih baik,” katanya di interview singkat. Ini tambah percaya diri: di laga berikutnya lawan Kings, ia proyeksikan starter jika Redick rotasi. Dampaknya ke tim juga nyata—Lakers punya kedalaman lini depan dengan LaRavia sebagai sixth man, lengkapi Anthony Davis di paint dan LeBron di perimeter. Redick bilang, “Jake beri spacing yang kami butuh; pujian dari Austin bikin ia lebih percaya diri.”
Secara karir, ini langkah maju buat LaRavia. Kontraknya dua tahun 4,8 juta dolar habis musim depan, dan performa seperti ini bisa bawa extension. Ia wakili generasi muda Lakers: haus bukti, adaptif, dan tim-oriented. Reaves, yang kontrak hingga 2026, jadi mentor tak resmi—mirip peran LeBron bagi ia dulu. Di Barat yang kompetitif, chemistry seperti ini kunci: Lakers saingi Thunder dan Nuggets dengan skuad campur veteran-muda. LaRavia tambah, “Pujian itu bukan akhir; saya mau buktiin konsisten.” Ini juga inspirasi buat rookie seperti Dalton Knecht, yang bilang, “Lihat Jake naik level gara-gara Austin—motivasi besar.”
Kesimpulan
Jake LaRavia senang dipuji Austin Reaves jadi cerita manis di awal musim Lakers yang penuh harapan. Dari performa monstrous 27 poin lawan Wolves hingga pujian hangat yang jadi bahan bakar, LaRavia tunjukkan potensi besar sebagai forward serba bisa. Reaves, dengan buzzer-beater heroiknya, bukan cuma rekan tapi mentor yang dorong LaRavia maju. Dampaknya ke tim jelas: kedalaman lebih kuat, chemistry lebih erat, siap hadapi Barat ganas. Bagi LaRavia, 23 tahun, ini awal cerita panjang—dari tradee ragu jadi andalan. Lakers butuh lebih banyak momen seperti ini; di NBA, pujian dari senior seperti Reaves bisa ubah karir. Yang pasti, di Los Angeles, duet muda ini janjikan kilau baru—dan LaRavia siap bersinar lebih terang.