Reggie Mononimbar Menguji Dirinya Degnan Rans Simba Bogor
Reggie Mononimbar Menguji Dirinya Degnan Rans Simba Bogor. Sabtu pagi di Bogor, 8 November 2025, Stadion RANS Simba menjadi saksi momen spesial saat Reggie Mononimbar resmi bergabung dengan skuad tim basket Liga Indonesia. Pemain point guard berusia 30 tahun ini, yang dikenal dengan visi passing tajam dan kemampuan scoring dari jarak jauh, memilih RANS Simba sebagai langkah baru untuk uji tahan mental dan fisiknya. Pengumuman ini datang tepat seminggu setelah ia tinggalkan Pelita Jaya Bakrie Jakarta, di mana ia catat rata-rata 12 poin dan 5 assist per laga musim lalu. “Saya mau tantang diri lagi, Bogor punya energi beda,” kata Mononimbar dalam konferensi pers singkat usai latihan pertama. RANS Simba, tim muda yang naik daun di IBL dengan rekor 6-4 musim ini, lihat Mononimbar sebagai tambahan kunci untuk kejar playoff. Di tengah musim kompetitif, langkah ini bukan cuma transfer; ini cerita tentang pemain veteran yang haus pembuktian, bikin penggemar Bogor antusias sambut “Rigi” ke kandang baru. Dengan pengalaman SEA Games 3×3 dan karir panjang, Mononimbar siap ubah narasi karirnya—dari bintang kota besar jadi pilar tim provinsi yang lapar prestasi. MAKNA LAGU
Karir Mononimbar Sebelum ke Bogor: Reggie Mononimbar Menguji Dirinya Degnan Rans Simba Bogor
Reggie Mononimbar bukan nama baru di basket Indonesia; karirnya penuh liku tapi selalu beri kilauan. Lahir di Ambon 1995, ia mulai dari tim junior Satya Wacana Salatiga sebelum lompat ke pro di IBL tahun 2015. Di Pelita Jaya, rumah terakhirnya, Mononimbar jadi motor utama: musim 2024/2025, ia catat 15 poin tertinggi karir dengan shooting 42 persen dari tiga poin, plus 6 rebound defensif yang bantu tim capai semifinal. Tapi musim ini, peran menipis—ia starter cuma enam laga sebelum putus kontrak akhir Oktober. “Saya merasa butuh tantangan baru, bukan duduk di bangku,” akunya saat wawancara dengan media lokal.
Sebelum Pelita, ia main di Prawira Bandung dan bahkan timnas 3×3 untuk SEA Games 2025 di Kuala Lumpur, di mana ia bantu rebut perak dengan rata-rata 8 poin per pertandingan. Pengalaman itu bentuk karakternya: tangguh lawan tekanan, seperti saat blok krusial lawan tim Filipina. Mononimbar juga dikenal vokal soal isu pemain muda—ia mentor Rheza Saputra Butarbutar di RANS, yang kini jadi tandem potensial. Tinggalkan Pelita bukan karena konflik, tapi pencarian ruang lebih besar: di Jakarta, ia saingi bintang impor; di Bogor, ia bisa jadi kapten. Ini langkah bijak untuk pemain 185 cm yang andal di pick-and-roll, siap uji diri di lingkungan baru yang lebih kompak.
Alasan Mononimbar Pilih Rans Simba sebagai Ujian Diri: Reggie Mononimbar Menguji Dirinya Degnan Rans Simba Bogor
Pilihan Mononimbar ke RANS Simba bukan kebetulan; ini ujian sadar untuk bangkit dari musim transisi. RANS, didirikan 2023 sebagai bagian ekspansi IBL, punya filosofi “sportainment & glory”—campur kompetisi dan hiburan yang cocok dengan gaya Mononimbar yang energik. Tim ini start kuat musim ini dengan enam kemenangan dari 10 laga, tapi butuh pengalaman untuk kejar posisi playoff. “Bogor punya semangat juang seperti Ambon, saya mau rasain itu,” kata ia saat tiba di stadion Jumat lalu. Latihan pertama Sabtu pagi langsung intens: Mononimbar ikut scrimmage penuh, catat tiga assist dan dua steal dalam 20 menit, tunjukkan chemistry cepat dengan Calvin Biyantaka di backcourt.
Alasan utama? RANS beri peran sentral—ia starter langsung, bukan rotasi seperti di Pelita. Pelatih tim, yang baru angkat trofi divisi kedua tahun lalu, lihat Mononimbar sebagai mentor: “Ia bawa visi Eropa, tapi hati Indonesia.” Ini ujian fisik juga; Bogor dengan ketinggian 265 meter tantang stamina Mononimbar yang dulu kesulitan di altitude rendah. Ia tambah rutinitas gym pagi untuk adaptasi, termasuk drill footwork untuk tingkatkan defense—targetnya naikkan steal jadi 1,5 per laga. Penggemar Bogor sambut hangat: chant “Rigi! Rigi!” sudah ramai di media sosial, bikin ia merasa rumah. Ini bukan lompatan aman; ini tes nyali untuk bukti ia masih elit di usia 30, siap bantu RANS kejuarakan IBL pertama.
Harapan dan Tantangan di Tim Baru
Bergabung RANS Simba bawa harapan besar bagi Mononimbar, tapi juga tantangan yang ia sambut. Harapannya: jadi motor serangan, target 14 poin dan 6 assist per laga, sambil angkat tim ke playoff—RANS butuh kemenangan kandang untuk naik dari posisi keenam. Dengan tandem Biyantaka yang lincah, backcourt mereka bisa jadi yang terbaik di divisi timur. Mononimbar juga rencana mentor pemain muda seperti Muhamad Hafizh, yang mirip dirinya dulu—fokus visi passing untuk kurangi turnover tim jadi di bawah 12 per laga. Pelatih bilang: “Reggie bawa leadership, kami siap naik kelas.”
Tantangannya nyata: adaptasi cuaca Bogor yang lembab, plus saingi tim kuat seperti Amartha Hangtuah yang baru kalahkan Pelita 59-40. Mononimbar harus atasi cedera bahu ringan dari musim lalu, dengan fisioterapi harian. Tapi ia optimis: “Ini ujian, tapi saya siap. Bogor pride bakal kami angkat tinggi.” Laga debutnya kemungkinan akhir November lawan Prawira Bandung, mantan klubnya—momen emosional untuk bukti kemajuan. Dukungan keluarga dari Ambon tambah motivasi; istrinya bilang ia lebih semangat sejak pindah. Ini langkah berani: dari kota besar ke provinsi, tapi potensi prestasi besar—mungkin trofi IBL atau panggil timnas lagi.
Kesimpulan
Reggie Mononimbar menguji dirinya dengan RANS Simba Bogor adalah cerita ketangguhan di tengah karir basket Indonesia yang dinamis. Dari karir solid di Pelita, alasan pindah untuk tantangan baru, hingga harapan angkat tim ke playoff, langkah ini tunjukkan pemain veteran yang tak puas diam. Dengan energi Bogor dan semangat juangnya, Mononimbar siap ubah narasi—bukan cuma scoring machine, tapi pemimpin lengkap. RANS Simba dapat booster besar, dan penggemar tunggu debutnya dengan antusias. Di IBL musim 2025/2026 yang panjang, ujian seperti ini yang bentuk legenda. Reggie, sambut Bogor; lapangan nunggu kilauanmu lagi.