Kemenangan Menyedihkan Kobe Bryant
Kemenangan Menyedihkan Kobe Bryant. Selama karirnya Kobe Bryant, ada 1 momen yang dikenang oleh banyak orang. Bukan tentang 81 point yang dia buat, dan juga bukan merupakan cincin juaranya yang kelima, melainkan tentang malam yang menjadi akhir sekaligus permulaan. Malam terakhir Kobe Bryant, 13 April 2016, merupakan kemenangan menyedihkan bagi Kobe Bryant. Bukan hanya tentang skor ataupun hasil dari pertandingan tersebut, tetapi pertandingan tersebut merupakan debut terakhir dan merupakan perpisahan dari Liga NBA yang selama dua dekade menjadi rumahnya.
Malam Terakhir di Staples Center
Malam hari itu, staples center dipenuhi oleh banyak orang dari berbagai kalangan, artis, mantan pemain, dan rekan satu tim. Semua orang tahu, bahwa ini bukanlah pertandingan biasa yang dilakukan oleh Kobe. Ini merupakan pertandingan terakhir yang akan dimainkan oleh sang legenda yang telah memberikan kerja keras, keringat, usaha, untuk satu tim, yaitu Los Angeles Lakers. Malam itu, Lakers menghadapi Utah Jazz dalam pertandingan akhir musim reguler, tetapi atmosfer di lapangan tersebut terasa seperti Final NBA. Semua mata di stadium tersebut tertuju kepada Kobe, tidak ada keraguan didalam diri Kobe. Saat peluit berbunyi, pertandingan itu akan dikuasi oleh Kobe. Kobe sudah mulai tua, saat pertandingan itu, dia sudah memasuki usianya yang ke 37 tahun. Dengan tubuhnya yang sudah tua dan melewati banyak operasi, kobe harusnya sudah mulai melambat. Tapi yang tidak diduga-duga oleh para penonton adalah bahwa kobe seperti bermain diusianya saat berumur 27. Setiap hal yang dilakukan, seperti tembakan, ekspresi wajah, dan dribblenya menunjukan tekad dan nostalgianya terhadap permainan yang sudah membuatnya menjadi orang yang hebat.
60 Poin Terakhir
Saat di quarter keempat dan peluit telah dibunyikan yang menandakan pertandingan telah berakhir, merupakan hal yang tidak diduga oleh banyak orang. Kobe memenangkan pertandingan dengan mencetak 60 poin dan membawa Lakers menang dengan skor tipis 101–96. Kobe menjadi pemain yang paling tua dan mencetak angka paling banyak diusia tersebut, dan juga menjadi pemain yang mengakhiri karirnnya dengan point sebesar itu. Namun, dibalik sorak sorai dari penonton, Kobe tersenyum dan melambaikan tangannya kepada para penggemarnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ini merupakan untuk pertama kalinya semenjak usia remajanya, Kobe tidak harus bangun pagi-pagi untuk melakukan latihan, tidak ada sorakan saat dia memasuki lapangan, dan tidak akan merasakan ketegangan saat melakukan lemparan bebas. togel
Warisan yang Tidak Pernah Mati
Yang membuat momen itu menjadi momen yang menyentuh adalah bagaimana cara orang merespon kepergiannya. Dari pemain legenda seperti Magic Johnson hingga Lebron James, dari para pemain yang menganggap Kobe sebagai rival mereka, semuanya memberikan penghormatan untuk pensiunnya Kobe Bryant. Ini bukan hanya tentang skor akhir dari kemenangan untuk Lakers, tetapi untuk menghormati kepergian dari Kobe Bryant. Kobe bukan hanya pemain bintang, tetapi dia adalah inspirasi tentang ketekunan, mentalitas, dan keberanian untuk terus maju dengan tubuh yang sudah tidak kuat. Semua orang berteriak dan bersorak dengan gembira, tetapi mereka juga sedih, karena ini merupakan hari terakhir mereka melihat Kobe Bryant menggunakan seragam emas-ungu di lapangan kayu Staples Center. Disaat-saat terakhir sebelum dia keluar, dia berkata “Mamba Out” dengan nada yang percaya diri, gema dari kedua kata tersebut terus terngiang hingga saat ini. Karena didalam kemenangan besar, selalu ada cerita pribadi yang tidak selalu terlihat. Dan untuk Kobe Bryant, kemenangan ini merupakan kemenangan dengan rasa yang menyakitkan dan bahagia untuk dia.