Danny Wolf Memiliki Debut Buruk di Suns Summer League
Danny Wolf Memiliki Debut Buruk di Suns Summer League. NBA Summer League tahun 2025 yang berada di Las Vegas menjadi panggung utama untuk rookie agar bisa membuktikan diri, namun sialnya bagi Danny Wolf, center Phoenix Suns yang terpilih sebagai pick ke-27 pada NBA Draft 2025, debutnya tidak berjalan sesuai dengan harapan yang diharapkannya. Meski masuk dengan ekspektasi tinggi sebagai big man serba bisa dengan kemampuan ball-handling dan passing ala Nikola Jokic, Wolf tampil mengecewakan dalam dua laga awal bersama Suns. Dengan akurasi tembakan yang buruk dan sejumlah turnover, performanya menimbulkan tanda tanya tentang kesiapannya di level NBA. Meski demikian, potensi Wolf sebagai pemain modern dengan ukuran 7 kaki dan kemampuan playmaking tetap menjadi sorotan. Artikel ini akan mengulas debut Wolf, faktor di balik performa buruknya, dan prospeknya bersama Suns serta pengaruhnya bagi penggemar basket di Indonesia.
Debut yang Mengecewakan
Danny Wolf memulai debutnya di Summer League melawan Washington Wizards pada 11 Juli 2025 di Thomas & Mack Center, Las Vegas. Dalam laga yang berakhir dengan kemenangan tipis Suns 87-85, Wolf hanya bermain selama 17 menit, mencatatkan 4 poin dengan 0 dari 5 tembakan, termasuk 0 dari 3 dari jarak tiga poin, meski sempurna 4 dari 4 di garis free throw. Ia juga menyumbang 6 rebound, 2 assist, dan 1 blok, namun mencatatkan 4 turnover. Di laga kedua melawan Atlanta Hawks, Wolf sedikit meningkat dengan 8 poin, 10 rebound, 2 assist, 3 steal, dan 4 blok, tetapi akurasi tembakannya tetap buruk dengan 2 dari 8 dan 3 turnover. Performa ini jauh dari ekspektasi, terutama setelah musim gemilangnya di Michigan, di mana ia mencatatkan 13,2 poin, 9,7 rebound, dan 3,6 assist per game dengan peran sebagai point-center.
Faktor di Balik Performa Buruk
Ada beberapa faktor yang menyebabkan debut Wolf tidak memenuhi harapan. Pertama, transisi dari basket perguruan tinggi ke NBA Summer League merupakan tantangan besar, terutama bagi big man seperti Wolf yang diharapkan memainkan peran unik sebagai pengatur serangan. Pelatih Suns, Jordan Ott, menerapkan sistem perimeter-heavy yang mengandalkan ball handler seperti Yuri Collins dan Koby Brea, sehingga Wolf kesulitan menemukan ritme sebagai playmaker. Kedua, tekanan dari ekspektasi tinggi setelah dibandingkan dengan Jokic dan Victor Wembanyama tampaknya memengaruhi kepercayaan dirinya, terlihat dari jitters yang ia akui dalam wawancara pasca-laga. Ketiga, lawan seperti Wizards, yang diperkuat Tre Johnson dan Bub Carrington, menggunakan pertahanan agresif yang memaksa Wolf kehilangan bola. Terakhir, cedera ringan pada pergelangan tangan kiri, yang masih dibalut selama Summer League, mungkin memengaruhi akurasi tembakannya.
Upaya Pemulihan dan Dukungan Tim: Danny Wolf Memiliki Debut Buruk di Suns Summer League
Meski debutnya buruk, Wolf menunjukkan sikap optimistis, menyatakan bahwa ia perlu “move on” dan belajar dari kesalahan. Pelatih Jordan Ott dan staf pelatih Suns fokus membantu Wolf menyesuaikan diri dengan kecepatan dan fisik NBA. Latihan tambahan diadakan untuk memperbaiki ball-handling di bawah tekanan dan akurasi tembakan, khususnya dari jarak tiga poin, di mana ia hanya mencatatkan 33,6% di Michigan. Rekan setim seperti Ryan Dunn, yang tampil solid dengan 18 poin melawan Sacramento Kings, dan Oso Ighodaro, yang memiliki pengalaman Summer League sebelumnya, memberikan dukungan moral. General Manager Brian Gregory juga menegaskan bahwa Suns melihat Wolf sebagai proyek jangka panjang, dengan potensi untuk menjadi connective big man yang melengkapi Devin Booker dan Jalen Green di musim reguler.
Dampak bagi Suns dan Indonesia: Danny Wolf Memiliki Debut Buruk di Suns Summer League
Performa awal Wolf yang kurang memuaskan tidak mengurangi potensinya sebagai bagian dari masa depan Suns. Dengan roster yang kini diperkuat Khaman Maluach dan Rasheer Fleming, Wolf diharapkan menjadi pelengkap di frontcourt dengan kemampuan passing dan pertahanan serba bisa. Tiga steal dan empat blok dalam laga melawan Hawks menunjukkan bahwa ia tetap bisa berkontribusi tanpa mencetak poin. Di Indonesia, di mana basket semakin populer berkat DBL dan pemain seperti Anthony Beane Jr., perjuangan Wolf menjadi inspirasi bagi pemain muda untuk menghadapi tantangan di level profesional. Siaran Summer League di platform streaming lokal juga meningkatkan minat penggemar Indonesia terhadap talenta muda seperti Wolf, yang diharapkan dapat mengikuti jejak bintang-bintang NBA.
Penutup: Danny Wolf Memiliki Debut Buruk di Suns Summer League
Debut Danny Wolf di NBA Summer League 2025 bersama Phoenix Suns memang jauh dari harapan, dengan akurasi tembakan buruk dan turnover yang mengganggu. Namun, dengan usia 21 tahun dan kemampuan unik sebagai big man playmaker, Wolf tetap menjadi prospek menjanjikan. Dukungan dari pelatih dan rekan setim, serta fokusnya untuk belajar dari kegagalan, menunjukkan potensi besar untuk bangkit. Bagi penggemar basket Indonesia, perjalanan Wolf menjadi pengingat bahwa transisi ke level tertinggi penuh tantangan, tetapi juga peluang untuk berkembang. Mari kita nantikan kiprah Wolf di musim reguler NBA 2025/2026, dengan harapan ia dapat mengharumkan nama Suns dan menginspirasi generasi muda basket Indonesia!